PuisiHujan di Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono. Budaya Thursday, 16 Jun 2022, 04:05 WIB. Puisi "Hujan Bulan Juni" sebelum bertransformasi menjadi novel lalu ditampilkan di layar lebar dengan medium film, sudah lebih dulu ditampilkan dengan iringan musik dalam bentuk musikalisasi puisi pada 1980-an. Sejak itu puisi SDD semakin dikenal
Puisi hujan bulan juni karya Sapardi Djoko Damono. Hujan Bulan Juni adalah salah satu puisi dari kumpulan puisi karya Sapardi Djoko Damono yang sangat puisi tau tentang hujan bulan juni karya Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono. Hujan Bulan Juni hanya satu dari sederet puisi populer dari sastrwan senior Indonesia puisi lain yang tidak kalah banyak pecintanya antara lain Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana dan Yang Fana Adalah kelahiran Surakarta, 20 Maret 1940, ini mulai menulis sejak SMP; dia terus mengembangkan kecintaannya itu seiring tingkat pendidikannya semakin tinggi dan karier profesionalnya di dunia pendidikan sebagai dosen dan sebagai sastrawan semakin berikut ini adalah salah satu puisi legendaris karya Sapardi Djoko Damono yaitu Puisi hujan bulan juni silahkan disimak saja berikut Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko DamonoHujan Bulan Junitak ada yang lebih tabahdari hujan bulan Junidirahasiakannya rintik rindunyakepada pohon berbunga itutak ada yang lebih bijakdari hujan bulan Junidihapusnya jejak-jejak kakinyayang ragu-ragu di jalan itutak ada yang lebih arifdari hujan bulan Junidibiarkannya yang tak terucapkandiserap akar pohon bunga itu1989Lihat jugaPuisi karya Taufik Ismail Tentang UUD 45Puisi malu aku jadi orang Indonesia Karya Taufik IsmailPuisi cinta paling romantis menyentuh hati - karya Sapardi Djoko DamonoDemikianlah puisi sapardi djoko damono hujan bulan juni, semoga puisi hujan bulan juni Karya Sapardi Djoko Damono menghibur dan bermanfaat, baca juga puisi puisi l;ainnya yang diterbitkan blog
Takada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni. Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; REPJABAR; REPJOGJA; RETIZEN; Thursday, 4 Muharram 1443 / 12 August 2021. Menu. HOME; RAMADHAN Kabar Ramadhan; Puasa Nabi; Tips Puasa; Kuliner; Fiqih Ramadhan; Hikmah Ramadhan Bertahun-tahun lalu, mendiang Andries Teeuw -pakar sastra dan budaya Indonesia asal Belanda- pernah berujar bahwa di dalam bait-bait Sapardi, orang bisa menemukan kedalaman serta kebaruan yang “...sangat mengejutkan dalam segala kesederhanaannya”. Ia kemudian mengatakan, Sapardi “telah menciptakan genre baru dalam kesusastraan Indonesia yang sampai kini “...belum ada nama yang sesuai untuknya”.Soal apakah kata-kata Teeuw berlebihan atau tidak, tak jadi soal. Fakta bahwa ia, mijnheer Belanda yang beralih mencintai Bahasa Indonesia, sampai mengatakan hal tersebut adalah bukti bahwa 50 tahunan Sapardi berkarya memang memberikan napas tersendiri bagi perkembangan perpuisian ingatan kita terpetik, bahwa umumnya penyair-penyair kenamaan memiliki frasa yang menjadi simbol dan karakter buat dirinya sendiri. Yang dimaksud di sini, misal, Chairil Anwar dengan “jalang”, Amir Hamzah dengan “sunyi”, Seno Gumira dengan “senja” dan Joko Pinurbo dengan “celana”. Tentu saja, Sapardi teguh-teduh dengan serba-serbi “hujan”. Puisi-puisi yang, meski tidak semua, membawa rona basah dan teduh mendung dalam bait-bait kuatrinnya itu menjadi yang paling bertanggung jawab atas status Sapardi sebagai penyair rakyat sebenarnya ketimbang WS Rendra -setidaknya begitu menurut kritikus sastra Nirwan menyebut puisi-puisi Sapardi memiliki “kesederhanaan yang menjadi sebentuk ambiguitas, sementara keadaan yang penuh ambiguitas itu tetap dapat dipahami oleh khalayak ramai”. Hal itu menunjukkan kemampuan yang spesial dari puisi-puisi itu, dan hanya Sapardi yang bisa jika harus memiuhkan sajak Sapardi sendiri, hasil karyanya adalah puisi-puisi yang dapat “dicintai dengan sederhana”. Sementara kita tahu mencintai dengan sederhana adalah hal yang luar biasa sulit, sesederhana itu pulalah memahami dan mencintai karya-karya Sapardi. Dan satu, dari mungkin ratusan atau ribuan? puisi yang telah diciptakan Sapardi dari tahun 50-an adalah sebuah puisi berjudul Hujan Bulan ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itutak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itutak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga ituSajak kuatrin tiga bait tersebut bertarikh 1989, berbarengan penciptaannya dengan puisi masyhur lain berjudul Aku Ingin. Hujan Bulan Juni pertama kali terbit dalam buku kumpulan puisi yang berjudul sama, terbitan Grasindo pada 1994. Lalu apa yang menjadi puisi tersebut sedemikian fenomenal, hingga kerap dibubuhkan di undangan pernikahan orang-orang?Sapardi, tak mengecewakan reputasinya sebagai penyair yang humoris dan rendah hati, menjawab enteng saja, “Ah itu kan terkenal gara-gara dinyanyikan saja sama AriReda,” ucapnya di sela rangkaian acara Makassar International Writer Festival, Mei tak lama setelah Hujan Bulan Juni ia buat, puisi itu digubah oleh M. Umar Muslim, kemudian direkam-nyanyikan oleh Ari Malibu dan Reda tersebut merupakan salah satu materi dalam album musikalisasi puisi Sapardi berjudul Hujan Bulan Juni yang proyeknya disponsori oleh Ford Foundation. Album itu sempat beberapa kali dirilis ulang karena laku di pasaran. Tak berhenti di situ, beberapa lagu di album tersebut juga sempat menjadi bahan utama lomba musikalisasi puisi yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Termasuk ketika musikalisasi Aku Ingin juga sempat dibawakan ulang oleh Ratna Octaviani, dan menjadi soundtrack film Cinta dalam Sepotong Roti 1991 yang semakin membawa puisi-puisi Sapardi melambung dan dinikmati kalangan lebih Djoko Damono Foto Youtube/ Lontar FoundationSapardi menulis puisi Hujan Bulan Juni berdasarkan pengalaman yang tak muluk-muluk. Saat berada di Yogya dan Solo pada masa mudanya, ia selalu menjalani Juni yang kemarau kering dengan malam-malamnya yang dingin menusuk tulang. Juni-Juli adalah masa libur buat mahasiswa, dan hujan tak pernah diingatnya mampir ke bulan-bulan tersebut. “Tapi kemudian, setelah saya ke Jakarta, kok di bulan Juni malah hujan?” celetuk Sapardi ketika disambangi kumparan, Kamis 8/6.Hujan yang turun “salah jadwal” di bulan Juni itu kemudian memantik sulur-sulur serebrum Sapardi untuk menuliskan puisi Hujan Bulan itu, bagi Sapardi dan bentangan imajinasinya, hujan salah jadwal tersebut janggal dan jadi masalah. Kenapa hujan mesti repot-repot datang di bulan Juni yang merupakan puncak kemarau?“Kalau sekarang nggak masalah, ya. Juni juga hujan. Tapi dulu nggak pernah begitu,” ujar hati Sapardi terlihat lagi saat ia ditanya soal makna puisinya. Seperti layaknya jawaban seorang sastrawan yang mungkin separuh bosan ditanya hal serupa, ia mengatakan bahwa karya-karyanya banyak yang merupakan hasil ngawur semata.“Memang ngawur. Aku tuh dulu nulis opo, sudah nggak paham lagi. Kok tiba-tiba aku nulis itu, ya,” kata Sapardi. Sapardi Djoko Damono. Foto Prabarini Kartika/kumparanTahun 2003, Sapardi menerima penghargaan Bakrie Awards untuk kategori kesusastraan. Pada sambutannya di acara tersebut, Sapardi mengatakan, kadang penyair tak bisa menjawab secara pasti mengapa ia menulis suatu Sapardi, puisi mewujud bukan sebagai jawaban atas suatu keadaan. Justru, mengutip Nirwan, puisi Sapardi menjadi ambiguitas yang keberadaannya memantik pembacaan bebas yang tak habis-habis -meski di saat yang sama ia dapat dipahami. Namun begitu, bagi penyair seperti Sapardi, arti sebuah puisi ia serahkan kepada pembaca untuk memaknainya sendiri. Sebab tugasnya sebagai seorang penyair sudah selesai ketika sebuah sajak rampung ia tuliskan. Untuk membacakannya pun, menurut Sapardi, sudah bukan tugasnya lagi.“Kalau seorang penyair meluncurkan buku itu kan sekarang dituntut, Baca bukunya, baca bukunya!’ Loh, saya bilang pekerjaan saya kan sudah selesai, menulis,” protes Sapardi terhadap permintaan tak terelakkan yang pasti menerpa seorang penyair.“Tapi akhirnya tetep aja saya baca,” ujar lelaki 77 tahun itu, terkekeh. Sapardi Djoko Damono Foto Resnu Andika/kumparanBagi Sapardi, makna karya-karyanya tak pernah jadi beban. Tak ada amanat saklek dari penyair kepada pembaca lewat puisi-puisinya. Justru, pembaca harus memburu makna dan amanat dari pilihan-pilihan kata yang sudah diramu para penyair tersebut. “Dan semakin banyak tafsir, semakin kaya sajak tersebut,” katanya kepada Hasan Aspahani, penyair asal Kutai, dalam sebuah wawancara tahun sajak yang baik, menurut Sapardi, mengundang tafsir yang kaya. “Kalau kita membaca puisi, kita lebih baik menciptakan gambar dulu dari situ. Dari puisi itu gambarnya apa. Kan ada hujan, pohon, jejak-jejak kaki, nah itu kita gambarkan seperti apa kira-kira. Hujan itu dibayangkan sebagai apa di situ, kan menghapus jejak-jejak kakinya,” kata Sapardi, mengajak meresapi langkah-langkah pemaknaan puisi legendarisnya tersebut.“Jadi dengan cara demikian, kita akan bisa menangkap gambar puisinya itu. Gambar itu Anda yang menafsirkan.”“Yang selalu ditanyakan orang itu, Kenapa hujannya di bulan Juni?’ Ya karena, kalau hujannya di bulan Desember ya nggak jadi masalah,” ujar Sapardi, ia maksud, Desember memang musim hujan, dan karenanya wajar hujan turun saat jadwalnya turun -sebuah aksioma dasar yang kini harus diperdebatkan lagi. Sapardi Djoko Damono Foto Resnu Andika/kumparanSapardi menduga ada penyikapan lain oleh seorang pembaca pada sebuah puisi yang juga bisa dilakukan. Ia percaya pada ucapan Eliot tentang sebuah puisi, bahwa puisi bisa dihayati experienced bahkan sebelum mampu dipahami understood. “Jadi ada hujan, kan kalau Juni itu biasanya nggak hujan. Tapi ada pohon, yang membutuhkan hujan. Nah itu ada hubungan antara hujan dengan pohon. Hubungannya seperti apa, ya Anda yang menafsirkan,” bagi Sapardi, bukan milik penyairnya lagi, tapi milik siapa yang menggunakannya.“Jangankan pemaknaan, saya saja ikhlas ketika puisi yang ada di undangan pernikahan itu disebut milik Kahlil Gibran,” ujar Sapardi, kembali tertawa seorang Sapardi, mungkin lebih dalam dari sekadar sabarnya hujan bulan Juni.
HujanBulan Juni. 2. Pada Suatu Hari Nanti. 3. Aku Ingin. 1. Analisis antologi puisi Hujan Bulan Juni khususnya puisi-puisi yang sudah dimusikalisasikan . Sebagaimana teori tentang puisi dan musikalisasi puisi yang dipaparkan sebelumnya. Berikut ii analisis puisi Hujan Bulan Juni. Hujan Bulan Juni. Tak ada yang lebih tabah . Dari hujan bulan juni
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Hujan Bulan Juni yang Tak Lagi SetiaKarya Suhadi SastrawijayaTidak seperti tahun laluHujan bulan juni menyapa dedaunanButir sejuknya melindungi akar-akar dari kekeringanDan memekarkan bunga-bunga hingga riang gembiraMenguatkan harap akan penghidupan bulan lusa Kemana perginya hujan bulan JuniSaat sang bumi dilanda kegersanganEngkau tak lagi turun menyapa dedaunanKini yang tersisa hanyalah panas membaraMenyiksa jiwa ragaApakah karena kesedihan yang menimpamu membuat kau tak lagi tabahBukanlah begitu tanda kesetiaanTapi kesetiaan adalah kebersamaanSaling menguatkan dalam kerapuhan Patia, 3 Juni 2023 Lihat Puisi Selengkapnya
PuisiHujan Bulan Juni memiliki rima yang bebas tidak ada pengulangan bunyi tertentu. Bait pertama berima a-i-a-u, bait kedua berima a-i-a-u, dan bait ketiga berima i-i-a-u.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. KARYA TULIS ILMIAHANALISIS STRUKTUR PUISI "HUJAN BULAN JUNI" KARYA SAPARDI DJOKO DAMONOKelompok 8Oleh1. Fulan Syevi Nurviana20882010242. Hidayatus Sholikah 2088201025PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PBSI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA STKIP PGRI TRENGGALEK2021ABSTRAKPuisi merupakan mengekspresikan perasaan dari pengalaman penulis dengan menggunakan kata-kata yang indah bersifat imajinatif dan bermakna. Analisis ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mencakup penjelasan kalimat secara rinci, lengkap, dan rinci yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya untuk membantu penyajian dari data. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yang meliputi perolehan data, reduksi data, penyajian data, dan inferensi. Penelitian ini mendeskripsikan tentang analisis struktural puisi Bulan Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Analisis ini menemukan strukur batin yaitu 1 tema, cinta yang tak tersampaikan dan memilih untuk diam, 2 rasa, mengandung perasaan sedih dan sendu akan ketulusan cinta, 3 nada dan suasana, menggunakan nada lirih namun dengan emosi tenang, 4 amanat, tentang sifat ketabahan, kebijaksanaan, kearifan yang harus dimiliki olehsetiap manusia meskipun tidak sesuai dengan yang diinginkan. Juga struktur fisik yaitu 1 tipografi, penyusunan menggunakan rata kiri dengan jumlah 3 bait masing-masing bait terdiri dari 4 baris, 2 pengimajian, menggunanakan imaji visual penglihatan dan imaji pendengar, 3 majas, menggunakan majas personifikasi, 4 verifikasi, menggunakan pola persajakan berbunyi a-i-a-u, a-i-a-u, Kunci Puisi, Struktur, Hujan Bulan Juni BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGKarya sastra merupakan sarana mengembangkan imajinasi seseorang melalui lingkungannya yang memiliki nilai dan estetis. Menurut Melati, Warisma, & Ismayani, 2019 karya sastra merupakan wujud penceritaan tentang kehidupan lewat imajinasi serta di dalamnya memiliki estetika serta suatu sastra, tiap orang bisa dengan leluasa serta mandiri berkreasi serta berimajinasi dalam perihal apa juga. Sastra merupakan sebuah wadah untuk mengantarkan pesan, kebebasan berimajinasi, menceritakan, serta mengekspresikan diri. Menurut Nugraha, S, & Fauziya, 2019 karya sastra ialah cerminan realita kehidupan yang digunakan selaku perlengkapan buat mengekspresikan imajinasi serta pemikiran yang terdapat di sekelilingnya. Menurut Kosasih dalam Nurul, Gadis, Puspitasari,& Permana, 2019 macam karya sastra bersumber pada wujudnya dipecah jadi 3 tipe ialah prosa, drama, serta puisi. Prosa ialah wujud sebuah karya sastra yang tulisannya bebas tidak terikat oleh ketentuan. Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi fiction. Istilah fiksi Nurgiyantoro 2009 2 berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Drama menurut Mubari 20052 drama adalah penampilan perilaku manusia yang bertolak dari suatu naskah. Drama merupakan jenis karya sastra berupa tulisan yang menggambarkan realitas kehidupan, watak, dan perilaku manusia dimana cerita yang disampaikan melalui peran dan bahasa puisi yang padat serta bermakna dalam pemilihan katanya. Puisi pada dasarnya merupakan fasilitas ekspresi seorang buat mengatakan benak serta perasaannya. Oleh sebab itu, puisi senantiasa diciptakan serta dibaca buat menikmati nilai seni serta nilai psikologis yang besar. Menurut Waluyo 20021, Puisi adalah karya sastra yang didalamnya terdapat bahasa yang ringkas dan disingkat, tersedia bunyi dengan irama yang seragam, dan kata-kata piktografik atau kaya pilihan. Puisi adalah rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang harus diubah secara dramatis Pradopo, 2009 7. Dari dulu hingga sekarang, puisi digandrungi di segala bidang. Masyarakat terus berkembang, dan gaya, sifat, dan bentuk puisi juga terus berubah mengikuti perkembangan zaman. Saat ini, format puisi menjadi semakin kompleks dan semakin sulit untuk karya sastra puisi memiliki struktur yang berbeda dengan bentuk prosa. Perbedaannya tidak cuma pada struktur batinnya tetapi pula pada struktur fisiknya. Dari struktur batin serta struktur fisik, penciptaan puisi memakai prinsip pemadatan yang mengatakan arti dan wujud. Puisi terdiri atas 2 struktur ialah stuktur batin serta struktur fisik. Kedua struktur tersebut saling mengikat satu sama lain untuk membentuk makna yang utuh. Dalam sebuah penafsiran puisi tida dapat dipisahkan dari kedua struktur tersebut. Untuk itu, dilakukan analisis struktur batin dan struktur fisik puisi berjudul " Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono dilakukan dalam penelitian ini. Bertujuan untuk mendeskripsikan tema, rasa, nada, amanat serta mendeskripsikan diksi,imaji, kata konkret, tipografi, dan majas dalam puisi tersebut. Alasan meneliti puisi ini adalah karena bahasa yang digunakan mengandung fenomena yang pernah dialami hampir semua orang. Puisi ini menggambarkan seserang mencintai dalam diam serta menunggu .B. RUMUSAN MASALAH1. Mengetahui struktur fisik dalam puisi hujan bulan juni karya Sapardi Djoko Damono?2. Mengetahui struktur batin dalam puisi hujan bulan juni karya Sapardi Djoko Damono?C. TUJUAN1. Untuk mengetahui struktur fisik dalam puisi hujan bulan juni karya Sapardi Djoko Untuk mengetahui srtuktur batin dalam puisi hujan bulan juni jarya Sapardi Djoko Damano. BAB IIKAJIAN PUSTAKAPada bagian ini membahas mengenai a kaya sastra,b puisi, c struktur pembentuk puisi, d puisi Hujan Bulan Juni. Berikut penjelasan Karya Sastra1. Pengertian Karya SastraPengertian sastra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI karya tulis yang bila dibandingkan dengan tulisan lain, ciri-ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dang ungkapannya. Menurut Suharianto 198214 sastra adalah ekspresi kehidupan yang menggabungkan imajinasi dan kreativitas pengarang, serta mendukung pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Menurut Sumardjo 1982 3, sastra mengungkapkan manusia dalam bentuk pengalaman, pemikiran, semangat, dan keyakinan dalam bentuk gambaran konkret, yang menggunakan alat bahasa untuk membangkitkan disimpulkan bahwa karya sastra adalah prosa yang ditulis dengan bahasa yang indah. Karya sastra mengekspresikan kepribadian manusia dalam bentuk pengalaman, pikiran, perasaan, keyakinan, dan lain-lain, dalam bentuk gambar nyata yang dapat membangkitkan daya tarik sebagai hasil integrasi kreativitas dan imajinasi yang diciptakan melalui Puisi1. Pengertian PuisiAda beberapa definisi puisi, banyak yang dipaparkan memiliki pemahaman yang berbeda. Berikut ini disajikan beberapa definisi puisi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, puisi adalah ragam karya sastra yang bahasanya dihubungkan oleh rima dan susunan bait dan larik. Puisi biasanya berisi ungkapan perasaan, pengalaman, dan kesan pengarangnya lalu dituangkan dalam tulisan menggunakan bahasa yang baik untuk berirama dan enak dibaca. Menurut Wahyuni 2014 ; 12 mengemukakan bahwa puisi merupakan salah satu dari karya sastra dengan kata-kata indah dan makna yang dalam, diakui termasuk dalam kategori sastra tertua dibandingkan dengan karya satra Pradopo 2012 7 Ini mengungkapkan bahwa pikiran yang diungkapkan dalam puisi membangkitkan emosi dan meningkatkan imajinasi ritmis panca indera. Semua itu merupakan yang terpenting dan diekspresikan dengan cara yang menarik serta mengesankan. Menurut Aminuddin 2009 34 Kata puisi berasal dari bahasa Yunani pocima yang berarti membuat atau poesis yang berarti membuat. Puisi didefinisikan sebagai membuat dan membuat, karena melalui puisi, seseorang pada dasarnya menciptakan dunianya sendiri, yang dapat berisi informasi atau gambar tentang situasi tertentu, baik secara fisik maupun spiritual. Aminuddin 2009134 mengemukakan bahwa "puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media untuk menimbulkan halusinasi dan imajinasi".Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan mengekspresikan perasaan dari pengalaman penulis dengan menggunakan kata-kata yang indah bersifat imajinatif dan Struktur Pembentuk PuisiMenurut Waluyo 1995 26-28 mengemukakan bahwa puisi diciptakan oleh dua unsur yaitu struktur batin dan struktur fisik. Struktur batin terdiri atas tema, 2 nada, perasaan, dan amanat; sedangkan struktur fisik terdiri atas diksi,6pengimajian, kata konkret, majas, verifikasi, dan9tipografi. Menurut Siswanto 2008113 menerangkan bahwa struktur fisik puisi meliputi perwajahan puisi, diksi, pengimajian, kata konkret, majas dan verifikasi. Sedangkan menurut Richar Siswanto, 2008124 struktur batin puisi meliputi tema; makna sense, rasa feeling, nada tone, dan dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa puisi memiliki unsur yang utama dalam pembentukakannya. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan. Unsur yang membentuk puisi diantaranya struktur batin dan struktur fisik. Struktur batin meliputi 1 tema, 2 rasa feeling, 3 nada tone, 4 amanat. Sedangkan struktur fisik meliputi 1 tipografi, 2 diksi, 3 pengimajian, 4 kata konkret, 5 majas, dan 6 verifikasi. Berikut Struktur Batin Puisia TemaSetiap jenis karya sastra selalu memiliki tema begitu pula puisi. Tema adalah ide atau gaagasan yang disampaikan penulis. Menurut Waluyo 200517 tema adalah gagasan utama si penulis yang dikemukakan dalam puisinya bersifat konkret, objektif, dan memiliki kiasan yang diambil dari konotasinya. Tema1dalam puisi Hujan Bulan Juni2ialah cinta yang tidak terungkapkan kepada5seorang. Terlihat pada bait ke Rasa FeelingPerasaan adalah sikap penulis terhadap isi puisi. Puisi mengekspresikan perasaan penulis. Menurut Waluyo 2010 39 nada dan perasaan penulis dapat ditangkap saat puisi dibacakan. Membaca puisi dengan nyaring dapat membantu memahami perasaan penulis. Perasaan tersebut bisa berupa senang, sedih, terharu, sombong takut, kesal, dan lain sebagainya. Pada puisi Hujan Bulan Juni5mengandung perasaan7memiliki perasaan pilu hendak ketulusan cinta. Terlihat pada bait ke 3 baris ke 3 dan Nada dan SuasanaNada adalah sikap penulis kepada pembaca, sedangkan suasana adalah keadaan pikiran pembaca setelah membacanya atau efek psikologis dari membaca puisi tersebut. Nada serta suasana tidak dapat dipisahkan karena nada puisi akan menentukan suasana pembaca tersebut Waluyo, 2010125. Nada dan suasana yang digunakan dalam puisi Hujan Bulan Juni ialah lirih dengan emosi yang tenang. Hal itu nampak pada kata tabah, bijak, dan AmanatPuisi pasti mengandung pesan yang igin disapaikan penulis kepada pembaca ataupun pendengar. Amanat adalah maksud penulis untuk menyampaikan pesan yang disampaikan melalui puisi yang ditulisnya Rokhmansyah, 201430. Amanat yang akan disampaikan penulis hendaklah makna tersirat didalam puisi. Amanat berada di akhir puisi tetapi mempengaruhi nilai yang yang terkandung dalam puisi. Oleh karena itu, harus memiliki pemahaman yang jelas dalam menyimak isi sebuah puisi sehingga amanat bisa tersampaikan kepada pembaca dengan baik. Amanat dari puisi Hujan Bulan Juni adalah sifat ketabahan yang harus dimiliki oleh manusia meskipun tidak sesuai dengan yang Struktur fisika TipografiPuisi disusun dalam bait buakan paragraf. Puisi tersebut disusun secara larik untuk menciptakan makna yang ingin disampaikan penulis. Menurut Kosasih 200836 mengatakan bahwa tipografi merupakan pembeda antara puisi dengan karya sastra lain. Puisi Hujan Bulan Juni menggunakan tipografi rata kiri dengan terdiri dari 3 DiksiMenurut Sayuti 2010 143-144 mengemukakan bahwa diksi adalah sifat komposisi puisi juga merupakan faktor penentu dalam kemampuan cipta kreatif. Penyusunan kata-kata sangat penting yang berarti membangkitkan suasana puisi sehingga membawa pembaca untuk menikmati dan memahami secara keseluruhan. Menurut Abraham dalam Wiyatmi 200863 mengemukakan bahwa diksi adalah pilihan kata-kata dalam sebuah karya sastra. Diksi sering menjadi ciri khas tersendiri bagi penulis. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa diksi merupakan pemilihan kata untuk menyampaikan sesuatu. Penggunaan pemilihan kata yang benar dan selaras untuk mengekspresikan ide agar mencapai sesuatu yang ingin disampaikan. Setiap penulis memilih kata yang tepat sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan serta efek puitis yang ingin dicapainya. Diksi pada puisi Hujan Bulan Juni pada bait pertama baris ke 1 dan 2 menjelaskan tentang rasa yang berusaha ditahan. Baris ke 1 secara jelas mengungkapkan ketabahan dalam menahan sesuatu. Pada baris ke 2 pada umumnya musim di Indonesia pada bulan Juni merupakan musim kemarau. Apabila bulan Juni disandarkan dengan kata hujan maka dapat berarti ketabahan seseorang yang menahan perasaannya. Ibarat hujan harus menahan dirinya untuk tidak muncul pada saat musim PengimajianMenurut Pradopo 200579 mengemukakan bahwa citraan adalah gambaran yang berfungsi untuk membuat lebih hidup gambaran yang ada didalam pikiran. Menurut Aminuddin 201029 citraan adalah susunan kata- kata yang membuat makna abstrak menjadi konkret dan tepat. Dapat disimpulkan bahwa pengimajian atau pencitraan adalah kata-kata atau susunan kata yang dapat mengekspresikan alat panca indera, misalnya pendengaran, perasa, dan penglihatan. Pengimajian dapat memberi efek kepada pembaca seolah-olah mendengar, melihat, dan merasakan seperti yang dialami penulis. Pengimajian dibagi menjadi tiga yaitu pengimajian penglihatan visual, pengimajian pendengaran auditif, dan pengimajian taktil. Pada puisi Hujan Bulan Juni pada bait pertama baris ke 4 mengandung pengimajian Kata KonkretKata konkret adalah suatu bentuk kata yang dapat ditangkap oleh indera manusia untuk menghasilkan suatu citra. Kata-kata yang digunakan biasanya bersifat kiasan imajinatif. Menurut Siswanto 2008 119 mengemukakan bahwa kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap oleh alat indra. Kata pohon dalam puisi Hujan Bulan Juni mewakili sesuatu yang dirindukan. Kata bunga mewakili perempuan. Kata hujan mewakili MajasMenurut Winarni 201452, majas adalah cara atau gaya tertentu yang digunakan penyair untuk menciptakan kesan tertentu, daya bayang dan nilai keindahan. Majas dapat dibatasi untuk mengekspresikan ide melalui bahasa dengan cara yang unik menunjukkan kepribadian penulis Keraf, 2005113. Waluyo 199184 mengemukakan bahwa jenis majas meliputi metafora, perbandingan, personifikasi, hiperbola, sinekdoce, dan ironi. Pada puisi Hujan Bulan Juni terdapat majas personifikasi pada bait kedua baris ke 3 dan 4. Pada baris tersebut seakan-akan hujan bulan juni dapat melakukan pekerjaan seperti manusia yaitu menghapus VerifikasiVerifikasi dibagi menjadi 3 elemen yaitu metrum, ritma, dan rima. Menurut Siswanto 2008 122 mengemukakan bahwa rima adalah persamaan bunyi pada puisi baik diawal maupun diakhir puisi. Menurut Siswanto 2008 123 metrum dan ritma adalah tinggi dan rendah, panjang dan pendek, keras dan lemahnya bunyi. Dapat disimpulkan bahwa rima adalah pengulangan bunyi-bunyi dalam sebuah puisi sedangkan metrum dan ritma adalah nada-nada pada puisi yang diserasikan dengan suasana. Pada puisi Hujan Bulan Juni didominasi dengan vokal a-i-u yang membawa pembaca pada suasana sendu namun menyiratkan ketegaran. D. PuisiHujan Bulan JuniKarya Sapardi Djoko DamonoTak ada yang lebih tabahDari hujan bulan juniDirahasiakannya rintik rindunyaKepada pohon berbunga ituTak ada yang lebih bijakDari hujan bulan juniDihapusnya jejak-jejak kakinyaYang ragu-ragu dijalan itu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beranda» Puisi Hujan Bulan Juni » Puisi Hujan Bulan Juni. Puisi Hujan Bulan Juni. Aku Rindu Hujan Itu (Pupus) Selasa, 28/05/2019 - 15:41 — SinAr. Puisi | Puisi Hujan Bulan Juni | Puisi Sinku Din; Siang yang terik Pintu telah ku buka Mata kosong menatap hampa Rindu berjelaga di atas teriknya

Kali ini kita akan mencoba ke luar dari zona nyaman. Kita tidak akan menganalisis puisi Hujan Bulan Juni karya Pak Sapardi dengan menggunakan pendekatan mimetik, ekspresif, pragmatik, ataupun obyektif, melainkan menggunakan pendekatan SOAR untuk mengupasnya. Pak Sapardi Djoko Damono memang selalu membawa ciri khas tersendiri dalam sebuah puisinya. Penggunaan kata yang sederhana dan penggambaran alam merupakan salah satu ciri khas dari berbagai karya yang dibuatnya, termasuk puisi “Hujan Bulan Juni.” Meski penggunaan kata dalam puisi ciptaannya cukup sederhana, namun mengandung makna yang sangat kuat dan mendalam. Hujan Bulan Juni, puisi legendaris ini, ternyata juga puisi tercepat yang diramu oleh Pak Sapardi. Dalam tempo sangat singkat, tak sampai sehari, puisi termasyhur ini berhasil digarap olehnya. Tak hanya sampai disitu saja, puisi ini juga sempat bertransformasi menjadi sebuah karya prosa atau novel dengan judul yang sama. Berikut ini puisi “Hujan Bulan Juni” yang diciptakan oleh Pak Sapardi pada tahun 1989. Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya Kepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu Sudah cukup banyak saya temukan analisis puisi Pak Sapardi memakai pendekatan yang dikemukakan oleh Abrams dan semua hasil analisisnya tentu tak usah diragukan lagi, sangat bagus sekali. Oleh karena itu, untuk melihat seberapa baguskah puisi Pak Sapardi kita perlu memakai kaca mata yang berbeda. Sebab kalau pakai kaca mata yang sama, mau bagaimanapun juga, ya pasti sudah bagus puisinya. Oleh karena itu, saya akan pakai kaca mata yang berbeda. Saya tidak akan pakai teori sastra untuk menganalisis puisi Hujan Bulan Juni ini, saya akan menggunakan metode perencanaan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi strengths kekuatan, opportunities peluang, aspirations aspirasi, dan results hasil alias SOAR. Metode SOAR yang dipopulerkan oleh David Cooperrider ini normalnya digunakan untuk menganalisis situasi dan posisi yang dihadapi oleh organisasi dalam persaingan bisnis. Namun, karena puisi “Hujan Bulan Juni” Pak Sapardi Djoko Damono ini merupakai puisi yang diciptakan olehnya dalam waktu cukup singkat dari sekian banyak puisi hasil ciptaannya. Maka analisis ini tentu akan dibuat secara singkat dan dapat dibaca dengan waktu yang cukup singkat pula. Oke, untuk menghempas rasa penasaran kita, langsung aja kita kupas satu demi satu isi dari puisi Pak Sapardi ini. 1. strengths kekuatan Salah satu kekuatan mengapa puisi “Hujan Bulan Juni” ini sangat legendaris adalah karena penciptanya yaitu Pak Sapardi. Citra Pak Sapardi mampu terwujud dalam setiap hasil karya puisinya. Pak Sapardi merupakan sosok yang sangat sederhana dalam hidupnya, hal itu juga ia terapkan di setiap karya puisinya. Ia menggunakan kata-kata sederhana, namun dengan demikian itu seketika para pembaca dapat terhipnotis oleh pilihan katanya. Selain sosoknya yang sederhana, Pak Sapardi juga merupakan sosok penyair yang sangat romantik. Puisi “Hujan Bulan Juni” ini merupakan buktinya dan menjadi kekuatan tersendiri dari puisi ini. Dengan ketabahan sosok aku yang disimbolkan oleh hujan ia merelakan sosok perempuan yang disimbolkan oleh pohon berbunga dan ini dianggap sebagai perbuatan yang “bijak” dan “arif.” Kurang lebih inilah definisi “cinta tak harus memiliki.” Dengan demikian, penggambaran alam yang begitu kuat dalam puisi ini juga menjadi salah satu kekuatan. Hujan yang dijadikan subjek menggantikan posisi aku, memiliki makna yang maskulin sehingga ia mewakili jenis kelamin laki-laki. Penggambaran alam lainnya yang cukup kuat pada puisi “Hujan Bulan Juni,” yaitu penggambaran tentang ketabahan. Hal itu ditunjukkan pada sajak “dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu” si aku hujan merahasiakan rindu kepada si perempuan yang digambarkan oleh pohon berbunga. Pernah tidak kita bertanya-tanya? Mengapa “Hujan Bulan Juni” tidak “Hujan Bulan Desember” saja? Singkatnya, ketika Pak Sapardi membuat karya ini di tahun 1989, hujan tidak pernah jatuh di bulan Juni. Nah, tidak perlu diragukan penggambaran alam di puisi ini, kuat banget. 2. opportunities peluang Ada banyak peluang yang berpotensi dari puisi ini. Dengan kata yang sederhana namun memiliki makna sangat mendalam, puisi ini sangat memiliki peluang tinggi untuk dijadikan lagu, novel, dan film. Peluang besar lainnya, puisi ini bisa dijadiin status wa untuk generasi muda yang ketolak cintanya nih bahwa dengan berdalih “Cinta enggak harus memiliki." 3. aspirations aspirasi Aspirasi yang terdapat dalam puisi sebenarnya sangat penting dan berguna banget buat generasi muda. Untuk meminimalisir, kalau bisa sih enggak ada yang bunuh diri gara-gara cinta, berpeganglah teguh bahwa “Cinta enggak harus memiliki.” Kita harus punya sifat tabah, bijak, dan arif seperti “Hujan Bulan Juni” ini. 4. results hasil Hasil dari puisi “Hujan Bulan Juni” Pak Sapardi ini merupakan wujud dari berbagai peluang di atas. Ya, puisi “Hujan Bulan Juni” ini dapat menghasilkan lagu yang berjudul sama yang dinyanyikan oleh Ghaitsa Kenang, selain itu puisi “Hujan Bulan Juni” ini juga menghasilkan sebuah novel dengan judul yang sama dan diterbitkan pada tahun 2015. Dua tahun sesudahnya puisi ini juga menghasilkan film yang disutradarai oleh Reni Nurcahyo Hestu Saputra dengan judul yang sama juga. Terakhir, hasil paling aneh dan di luar perkiraan dari sebuah puisi legendaris “Hujan Bulan Juni” Pak Sapardi, adalah hasil analisis puisinya yang menggunakan metode SOAR, seperti tulisan ini. Terima kasih untuk kamu yang sudah setia membaca dari awal sampai akhir, enggak usah galau-galau lagi ya brodi, “Cinta tidak harus memiliki.”

KUMPULANPUISI TERBAIK - 1. HUJAN BULAN JUNI Sapardi Djoko Damono. tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
Bagi sebagian orang mungkin sudah tidak asing lagi saat mendengar kata puisi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat. Puisi merupakan rekamandan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan Pradopo, 20097. Puisi sebagai karya sastra dapat dikaji dari bermacam-macam aspek, seperti struktur dan unsur-unsurnya, bahwa puisi ini merupakan struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan Pradopo, 20093. Puisi sendiri memiliki makna yang mendalam, mulai dari tentang kehidupan, cinta, alam, lingkungan, dan lain sebagainya. Puisi adalah karangan yang penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna. Oleh karena itu, puisi sangat populer di berbagai kalangan. Iklan Puisi "Hujan Bulan Juni" adalah puisi karya Sapardi Djoko Damono yang lahir pada tanggal 20 Maret 1940 dan wafat pada tanggal 19 Juli 2020 pada usia 80 tahun. Puisi ini memiliki makna yang dalam. penggunaan kata-kata yang sederhana, tidak terlalu mendayu-dayu, penggambaran alam, dan kebebasan untuk tidak ama atau seragam dengan yang lain, memang merupakan ciri khas penyais Sapardi Djoko Damono. Suasana yang digunakan dalam puisi "Hujan Bulan Juni" ialah lirih dengan emosi yang tenang. Hal itu nampak pada kata tabah, bijak, dan arif. Setiap puisi pasti mengandung pesan serta makna yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca atau pendengar. Puisi legendaris ini, ternyata juga puisi tercepat yang ditulis oleh Sapardi. Dalam tempo yang singkat, tak sampai sehari, puisi ini berhasil digarapnya. "Hujan Bulan Juni" Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya Kepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijak Dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu Pada bait pertama larik satu dan dua "Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni" memiliki makna seseorang yang memiliki ketabahan atau kesabaran dari hujan yang tak turun ke bumi pada bulan Juni. Pada bait pertama larik ketiga dan keempat "Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu" memiliki makna bahwa ia sedang merahasiakan rasa rindunya dan disimpannya erat-erat padahal rindu itu sangat lebat kepada seseorang yang dicintainya. Pada bait kedua larik satu dan dua "Tidak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni" memiliki makna menggambarkan bahwa dia mampu dengan ketabahannya menahan tidak menyampaikan sayan dan rasa rindunya. Pada bait kedua larik ketiga dan keempat "Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu di jalan itu" memiliki makna bahwa dia ingin menghapus keraguan dengan prasangka-prasangka jelek dalam sebuah penantian di jalan itu dan mencoba untuk melangkah maju. Namun, ia kembali dan memutuskan untuk melupakan usahanya itu. Pada bait ketiga larik satu dan dua "Tidak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni" memiliki makna dia pintar dalam hal menyembunyikan, menyimpan rasa sayang dan rindunya kepada yang dia cintai. Pada bait ketiga larik ketiga dan keempat "Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu" memiliki makna bahwa dia sadar sebenarnya rindu itu harus diucapkan, namun ia tak cukup memiliki keberanian untuk menyatakan rindunya. Akhirnya ia memilih merahasiakan dan mengikhlaskan rindu itu kepada Tuhan dan alam. Kita dapat mencintai seseorang dengan penuh kasih sayang dan ketulusan tanpa harus memilikinya, karena cinta tidak dapat dipaksakan namun dapat dirasakan. Bukan sebuah kesalahan jika mencintai seseorang namun tidak diungkapkan. Tetapi, jangan sampai rasa cinta itu berubah menjadi rasa sedih karena terlambat mengungkapkannya. Sumber Winarti, W. 2019. "Analisis Makna Gaya Bahasa Peronifikasi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono". Kumpulan Jurnal Dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 4-6. Ikuti tulisan menarik Sofiana Mita lainnya di sini.
Salam gan. Moga aja ane gak salah posting di sini :malu Beberapa hari lalu ane dan beberapa temen ane nyoba bikin dramatisasi puisi dari salah satu pujangga terkemuka Indonesia, Bapak Sapardi Djoko Damono. Dramatisasi puisi yang kami bikin, Hujan Bulan Juni (selain emang suka ama puisi ini, juga bertepatan ama bulan sekarang, dan pas lagi cukup sering hujan juga ya gan, halah).
KARYA TULIS ILMIAHANALISIS STRUKTUR PUISI "HUJAN BULAN JUNI" KARYA SAPARDI DJOKO DAMONOKelompok 8Oleh1. Fulan Syevi Nurviana20882010242. Hidayatus Sholikah 2088201025PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PBSI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA STKIP PGRI TRENGGALEK2021ABSTRAKPuisi merupakan mengekspresikan perasaan dari pengalaman penulis dengan menggunakan kata-kata yang indah bersifat imajinatif dan bermakna. Analisis ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mencakup penjelasan kalimat secara rinci, lengkap, dan rinci yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya untuk membantu penyajian dari data. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yang meliputi perolehan data, reduksi data, penyajian data, dan inferensi. Penelitian ini mendeskripsikan tentang analisis struktural puisi Bulan Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Analisis ini menemukan strukur batin yaitu 1 tema, cinta yang tak tersampaikan dan memilih untuk diam, 2 rasa, mengandung perasaan sedih dan sendu akan ketulusan cinta, 3 nada dan suasana, menggunakan nada lirih namun dengan emosi tenang, 4 amanat, tentang sifat ketabahan, kebijaksanaan, kearifan yang harus dimiliki olehsetiap manusia meskipun tidak sesuai dengan yang diinginkan. Juga struktur fisik yaitu 1 tipografi, penyusunan menggunakan rata kiri dengan jumlah 3 bait masing-masing bait terdiri dari 4 baris, 2 pengimajian, menggunanakan imaji visual penglihatan dan imaji pendengar, 3 majas, menggunakan majas personifikasi, 4 verifikasi, menggunakan pola persajakan berbunyi a-i-a-u, a-i-a-u, Kunci Puisi, Struktur, Hujan Bulan JuniBAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGKarya sastra merupakan sarana mengembangkan imajinasi seseorang melalui lingkungannya yang memiliki nilai dan estetis. Menurut Melati, Warisma, & Ismayani, 2019 karya sastra merupakan wujud penceritaan tentang kehidupan lewat imajinasi serta di dalamnya memiliki estetika serta suatu sastra, tiap orang bisa dengan leluasa serta mandiri berkreasi serta berimajinasi dalam perihal apa juga. Sastra merupakan sebuah wadah untuk mengantarkan pesan, kebebasan berimajinasi, menceritakan, serta mengekspresikan diri. Menurut Nugraha, S, & Fauziya, 2019 karya sastra ialah cerminan realita kehidupan yang digunakan selaku perlengkapan buat mengekspresikan imajinasi serta pemikiran yang terdapat di sekelilingnya. Menurut Kosasih dalam Nurul, Gadis, Puspitasari,& Permana, 2019 macam karya sastra bersumber pada wujudnya dipecah jadi 3 tipe ialah prosa, drama, serta puisi. Prosa ialah wujud sebuah karya sastra yang tulisannya bebas tidak terikat oleh ketentuan. Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi fiction. Istilah fiksi Nurgiyantoro 2009 2 berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Drama menurut Mubari 20052 drama adalah penampilan perilaku manusia yang bertolak dari suatu naskah. Drama merupakan jenis karya sastra berupa tulisan yang menggambarkan realitas kehidupan, watak, dan perilaku manusia dimana cerita yang disampaikan melalui peran dan bahasa puisi yang padat serta bermakna dalam pemilihan katanya. Puisi pada dasarnya merupakan fasilitas ekspresi seorang buat mengatakan benak serta perasaannya. Oleh sebab itu, puisi senantiasa diciptakan serta dibaca buat menikmati nilai seni serta nilai psikologis yang besar. Menurut Waluyo 20021, Puisi adalah karya sastra yang didalamnya terdapat bahasa yang ringkas dan disingkat, tersedia bunyi dengan irama yang seragam, dan kata-kata piktografik atau kaya pilihan. Puisi adalah rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang harus diubah secara dramatis Pradopo, 2009 7. Dari dulu hingga sekarang, puisi digandrungi di segala bidang. Masyarakat terus berkembang, dan gaya, sifat, dan bentuk puisi juga terus berubah mengikuti perkembangan zaman. Saat ini, format puisi menjadi semakin kompleks dan semakin sulit untuk karya sastra puisi memiliki struktur yang berbeda dengan bentuk prosa. Perbedaannya tidak cuma pada struktur batinnya tetapi pula pada struktur fisiknya. Dari struktur batin serta struktur fisik, penciptaan puisi memakai prinsip pemadatan yang mengatakan arti dan wujud. Puisi terdiri atas 2 struktur ialah stuktur batin serta struktur fisik. Kedua struktur tersebut saling mengikat satu sama lain untuk membentuk makna yang utuh. Dalam sebuah penafsiran puisi tida dapat dipisahkan dari kedua struktur tersebut. Untuk itu, dilakukan analisis struktur batin dan struktur fisik puisi berjudul " Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono dilakukan dalam penelitian ini. Bertujuan untuk mendeskripsikan tema, rasa, nada, amanat serta mendeskripsikan diksi,imaji, kata konkret, tipografi, dan majas dalam puisi tersebut. Alasan meneliti puisi ini adalah karena bahasa yang digunakan mengandung fenomena yang pernah dialami hampir semua orang. Puisi ini menggambarkan seserang mencintai dalam diam serta menunggu .B. RUMUSAN MASALAH1. Mengetahui struktur fisik dalam puisi hujan bulan juni karya Sapardi Djoko Damono?2. Mengetahui struktur batin dalam puisi hujan bulan juni karya Sapardi Djoko Damono?C. TUJUAN1. Untuk mengetahui struktur fisik dalam puisi hujan bulan juni karya Sapardi Djoko Untuk mengetahui srtuktur batin dalam puisi hujan bulan juni jarya Sapardi Djoko IIKAJIAN PUSTAKAPada bagian ini membahas mengenai a kaya sastra,b puisi, c struktur pembentuk puisi, d puisi Hujan Bulan Juni. Berikut penjelasan Karya Sastra1. Pengertian Karya SastraPengertian sastra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI karya tulis yang bila dibandingkan dengan tulisan lain, ciri-ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dang ungkapannya. Menurut Suharianto 198214 sastra adalah ekspresi kehidupan yang menggabungkan imajinasi dan kreativitas pengarang, serta mendukung pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Menurut Sumardjo 1982 3, sastra mengungkapkan manusia dalam bentuk pengalaman, pemikiran, semangat, dan keyakinan dalam bentuk gambaran konkret, yang menggunakan alat bahasa untuk membangkitkan disimpulkan bahwa karya sastra adalah prosa yang ditulis dengan bahasa yang indah. Karya sastra mengekspresikan kepribadian manusia dalam bentuk pengalaman, pikiran, perasaan, keyakinan, dan lain-lain, dalam bentuk gambar nyata yang dapat membangkitkan daya tarik sebagai hasil integrasi kreativitas dan imajinasi yang diciptakan melalui Puisi1. Pengertian PuisiAda beberapa definisi puisi, banyak yang dipaparkan memiliki pemahaman yang berbeda. Berikut ini disajikan beberapa definisi puisi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, puisi adalah ragam karya sastra yang bahasanya dihubungkan oleh rima dan susunan bait dan larik. Puisi biasanya berisi ungkapan perasaan, pengalaman, dan kesan pengarangnya lalu dituangkan dalam tulisan menggunakan bahasa yang baik untuk berirama dan enak dibaca. Menurut Wahyuni 2014 ; 12 mengemukakan bahwa puisi merupakan salah satu dari karya sastra dengan kata-kata indah dan makna yang dalam, diakui termasuk dalam kategori sastra tertua dibandingkan dengan karya satra Pradopo 2012 7 Ini mengungkapkan bahwa pikiran yang diungkapkan dalam puisi membangkitkan emosi dan meningkatkan imajinasi ritmis panca indera. Semua itu merupakan yang terpenting dan diekspresikan dengan cara yang menarik serta mengesankan. Menurut Aminuddin 2009 34 Kata puisi berasal dari bahasa Yunani pocima yang berarti membuat atau poesis yang berarti membuat. Puisi didefinisikan sebagai membuat dan membuat, karena melalui puisi, seseorang pada dasarnya menciptakan dunianya sendiri, yang dapat berisi informasi atau gambar tentang situasi tertentu, baik secara fisik maupun spiritual. Aminuddin 2009134 mengemukakan bahwa "puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media untuk menimbulkan halusinasi dan imajinasi".Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan mengekspresikan perasaan dari pengalaman penulis dengan menggunakan kata-kata yang indah bersifat imajinatif dan Struktur Pembentuk PuisiMenurut Waluyo 1995 26-28 mengemukakan bahwa puisi diciptakan oleh dua unsur yaitu struktur batin dan struktur fisik. Struktur batin terdiri atas tema, 2 nada, perasaan, dan amanat; sedangkan struktur fisik terdiri atas diksi,6pengimajian, kata konkret, majas, verifikasi, dan9tipografi. Menurut Siswanto 2008113 menerangkan bahwa struktur fisik puisi meliputi perwajahan puisi, diksi, pengimajian, kata konkret, majas dan verifikasi. Sedangkan menurut Richar Siswanto, 2008124 struktur batin puisi meliputi tema; makna sense, rasa feeling, nada tone, dan dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa puisi memiliki unsur yang utama dalam pembentukakannya. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan. Unsur yang membentuk puisi diantaranya struktur batin dan struktur fisik. Struktur batin meliputi 1 tema, 2 rasa feeling, 3 nada tone, 4 amanat. Sedangkan struktur fisik meliputi 1 tipografi, 2 diksi, 3 pengimajian, 4 kata konkret, 5 majas, dan 6 verifikasi. Berikut Struktur Batin Puisia TemaSetiap jenis karya sastra selalu memiliki tema begitu pula puisi. Tema adalah ide atau gaagasan yang disampaikan penulis. Menurut Waluyo 200517 tema adalah gagasan utama si penulis yang dikemukakan dalam puisinya bersifat konkret, objektif, dan memiliki kiasan yang diambil dari konotasinya. Tema1dalam puisi Hujan Bulan Juni2ialah cinta yang tidak terungkapkan kepada5seorang. Terlihat pada bait ke Rasa FeelingPerasaan adalah sikap penulis terhadap isi puisi. Puisi mengekspresikan perasaan penulis. Menurut Waluyo 2010 39 nada dan perasaan penulis dapat ditangkap saat puisi dibacakan. Membaca puisi dengan nyaring dapat membantu memahami perasaan penulis. Perasaan tersebut bisa berupa senang, sedih, terharu, sombong takut, kesal, dan lain sebagainya. Pada puisi Hujan Bulan Juni5mengandung perasaan7memiliki perasaan pilu hendak ketulusan cinta. Terlihat pada bait ke 3 baris ke 3 dan Nada dan SuasanaNada adalah sikap penulis kepada pembaca, sedangkan suasana adalah keadaan pikiran pembaca setelah membacanya atau efek psikologis dari membaca puisi tersebut. Nada serta suasana tidak dapat dipisahkan karena nada puisi akan menentukan suasana pembaca tersebut Waluyo, 2010125. Nada dan suasana yang digunakan dalam puisi Hujan Bulan Juni ialah lirih dengan emosi yang tenang. Hal itu nampak pada kata tabah, bijak, dan AmanatPuisi pasti mengandung pesan yang igin disapaikan penulis kepada pembaca ataupun pendengar. Amanat adalah maksud penulis untuk menyampaikan pesan yang disampaikan melalui puisi yang ditulisnya Rokhmansyah, 201430. Amanat yang akan disampaikan penulis hendaklah makna tersirat didalam puisi. Amanat berada di akhir puisi tetapi mempengaruhi nilai yang yang terkandung dalam puisi. Oleh karena itu, harus memiliki pemahaman yang jelas dalam menyimak isi sebuah puisi sehingga amanat bisa tersampaikan kepada pembaca dengan baik. Amanat dari puisi Hujan Bulan Juni adalah sifat ketabahan yang harus dimiliki oleh manusia meskipun tidak sesuai dengan yang Struktur fisika TipografiPuisi disusun dalam bait buakan paragraf. Puisi tersebut disusun secara larik untuk menciptakan makna yang ingin disampaikan penulis. Menurut Kosasih 200836 mengatakan bahwa tipografi merupakan pembeda antara puisi dengan karya sastra lain. Puisi Hujan Bulan Juni menggunakan tipografi rata kiri dengan terdiri dari 3 DiksiMenurut Sayuti 2010 143-144 mengemukakan bahwa diksi adalah sifat komposisi puisi juga merupakan faktor penentu dalam kemampuan cipta kreatif. Penyusunan kata-kata sangat penting yang berarti membangkitkan suasana puisi sehingga membawa pembaca untuk menikmati dan memahami secara keseluruhan. Menurut Abraham dalam Wiyatmi 200863 mengemukakan bahwa diksi adalah pilihan kata-kata dalam sebuah karya sastra. Diksi sering menjadi ciri khas tersendiri bagi penulis. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa diksi merupakan pemilihan kata untuk menyampaikan sesuatu. Penggunaan pemilihan kata yang benar dan selaras untuk mengekspresikan ide agar mencapai sesuatu yang ingin disampaikan. Setiap penulis memilih kata yang tepat sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan serta efek puitis yang ingin dicapainya. Diksi pada puisi Hujan Bulan Juni pada bait pertama baris ke 1 dan 2 menjelaskan tentang rasa yang berusaha ditahan. Baris ke 1 secara jelas mengungkapkan ketabahan dalam menahan sesuatu. Pada baris ke 2 pada umumnya musim di Indonesia pada bulan Juni merupakan musim kemarau. Apabila bulan Juni disandarkan dengan kata hujan maka dapat berarti ketabahan seseorang yang menahan perasaannya. Ibarat hujan harus menahan dirinya untuk tidak muncul pada saat musim PengimajianMenurut Pradopo 200579 mengemukakan bahwa citraan adalah gambaran yang berfungsi untuk membuat lebih hidup gambaran yang ada didalam pikiran. Menurut Aminuddin 201029 citraan adalah susunan kata- kata yang membuat makna abstrak menjadi konkret dan tepat. Dapat disimpulkan bahwa pengimajian atau pencitraan adalah kata-kata atau susunan kata yang dapat mengekspresikan alat panca indera, misalnya pendengaran, perasa, dan penglihatan. Pengimajian dapat memberi efek kepada pembaca seolah-olah mendengar, melihat, dan merasakan seperti yang dialami penulis. Pengimajian dibagi menjadi tiga yaitu pengimajian penglihatan visual, pengimajian pendengaran auditif, dan pengimajian taktil. Pada puisi Hujan Bulan Juni pada bait pertama baris ke 4 mengandung pengimajian Kata KonkretKata konkret adalah suatu bentuk kata yang dapat ditangkap oleh indera manusia untuk menghasilkan suatu citra. Kata-kata yang digunakan biasanya bersifat kiasan imajinatif. Menurut Siswanto 2008 119 mengemukakan bahwa kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap oleh alat indra. Kata pohon dalam puisi Hujan Bulan Juni mewakili sesuatu yang dirindukan. Kata bunga mewakili perempuan. Kata hujan mewakili MajasMenurut Winarni 201452, majas adalah cara atau gaya tertentu yang digunakan penyair untuk menciptakan kesan tertentu, daya bayang dan nilai keindahan. Majas dapat dibatasi untuk mengekspresikan ide melalui bahasa dengan cara yang unik menunjukkan kepribadian penulis Keraf, 2005113. Waluyo 199184 mengemukakan bahwa jenis majas meliputi metafora, perbandingan, personifikasi, hiperbola, sinekdoce, dan ironi. Pada puisi Hujan Bulan Juni terdapat majas personifikasi pada bait kedua baris ke 3 dan 4. Pada baris tersebut seakan-akan hujan bulan juni dapat melakukan pekerjaan seperti manusia yaitu menghapus VerifikasiVerifikasi dibagi menjadi 3 elemen yaitu metrum, ritma, dan rima. Menurut Siswanto 2008 122 mengemukakan bahwa rima adalah persamaan bunyi pada puisi baik diawal maupun diakhir puisi. Menurut Siswanto 2008 123 metrum dan ritma adalah tinggi dan rendah, panjang dan pendek, keras dan lemahnya bunyi. Dapat disimpulkan bahwa rima adalah pengulangan bunyi-bunyi dalam sebuah puisi sedangkan metrum dan ritma adalah nada-nada pada puisi yang diserasikan dengan suasana. Pada puisi Hujan Bulan Juni didominasi dengan vokal a-i-u yang membawa pembaca pada suasana sendu namun menyiratkan PuisiHujan Bulan JuniKarya Sapardi Djoko DamonoTak ada yang lebih tabahDari hujan bulan juniDirahasiakannya rintik rindunyaKepada pohon berbunga ituTak ada yang lebih bijakDari hujan bulan juniDihapusnya jejak-jejak kakinyaYang ragu-ragu dijalan ituTak ada yang lebih arifDari hujan bulan juniDibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga ituBAB IIIMETODE PENELITIANDalam analisis ini yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif. Menurut Endraswara 20085, penelitian kualitatif ini dilakukan dengan mengutamakan pemahaman yang lebih mendalam tentang interaksi antara konsep-konsep yang diselidiki secara empiris daripada angka-angka. Sedangkan menurut Sutopo 2006 40, penekanannya adalah pada penelitian kualitatif termasuk penjelasan kalimat rinci dan lengkap yang menjelaskan keadaan yang sebenarnya, guna mendukung penyajian dari data. Metode kualitatif mencakup sejumlah fenomena sosial yang data analisis berupa puisi "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono. Dalam kasus ini, penulis akan fokus pada analisis struktur batin dan fisik puisi. Struktur batin puisi meliputi perasaan, nada, suasana, amanat, dan tema. Sedangkan struktur fisik puisi meliputi diksi, pencitraan, majas, tipografi, kata konkret, pengimajian, dan analisis data yang digunakan adalah teknis analisis interaktif meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan simpulan. Prosedur penelitian ini mengikuti prosedur pendekatan kualitatif yang sesuai dengan Sutopo 2006187 yaitu mengumpulkan data, menentukan objek penelitian, mengumpulkan referensi relevan dengan penelitian, dan menganalisis objek penelitian sesuai dengan struktur batin serta struktur fisik IVHASIL DAN PEMBAHASANDalam melakukan analisi puisi "Hujan Bulan Juni" karya Sapardi Djoko Damono, peneliti fokus menganalisis struktur batin dan struktur fisik dalam puisi tersebut. Struktur batin meliputi tema, rasa, nada dan suasana, serta amanat. Sedangkan struktur fisik meliputi tipografi, diksi, pengimajian, majas, kata konkret, Bulan JuniKarya Sapardi Djoko DamonoTak ada yang lebih tabahDari hujan bulan juniDirahasiakannya rintik rindunyaKepada pohon berbunga ituTak ada yang lebih bijakDari hujan bulan juniDihapusnya jejak-jejak kakinyaYang ragu-ragu dijalan ituTak ada yang lebih arifDari hujan bulan juniDibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga ituPuisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono ini menceritakan mengenai rasa yang tertahan. Rasa terseut berupa rindu dan cinta yang tak sempat disampaikan. Berikut adalah hasil struktur batin dan fisik puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Analisis Struktur BatinKeteranganBait dan Baris pokok bahasan puisi ini dapat disimpulkan bahwa cinta yang terpendam dan lebih memilih untuk mencintainya dalam tersebut dapat terlihat pada bait pertama yaitu Tak ada yang lebih tabahDari hujan bulan juniDirahasiakannya rinrik rindunyaKepada pohon berbunga penyair dalam puisinya mengandung perasaan sedih, kesabaran, sendu dan kesederhanaan atas ketulusan tersebut dapat terlihat dalam bait ketiga baris ketiga dan keempat yaitu Dibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga dan SuasanaNada dan suasana yang digunakan dalam puisi tesebut yaitu lirih namun dengan emosi yang didalam kata tabah bait petama baris ke-1, kata bijak bait kedua baris ke-1, dan kata arif bait ketiga baris ke-1. Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono ini memiliki amanat tentang sifat ketabahan, kebijaksanaa, kearifan yang harus dimiliki oleh setiap manusia meskipun tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Dan juga tidak semua yang diinginkan bisa didapatkan dengan mudahHal tersebut dapat terlihat dalama. Bait pertama baris pertama yaitu Tak ada yang lebih tabahb. Bait kedua baris pertama yaitu tak ada yang lebih bijakc. Bait ketiga baris pertama yaitu tak ada yang lebih arif Tabel Analisis Struktur FisikKeteranganBait dan Baris puisi ini tidak memiliki tipografi secara khusus. Penulisan dalam puisi ini menggunakan rata kiri, memliki 3 bait dan masing-masing bait terdiri dari 4 baris pertama dengan jelas menunjukan ketabahan seseorang dalam menahan sesuatu. Pada baris kedua kata hujan dan bulan juni, berdasarkan penanggalan musim di Indonesia bula Juni merupakan musim kemarau. Bisa diibaratkanhujan harus menahan dirinya untuk tidak muncul hujan pada saat musim pada kata dirahasiankannya memperjelas bahwa penulis sedang memendam sesuatu. Kata rintik rindunya tergambar jelas bahwa rasa yang tengah dirasakan oleh penulis. Kata pohon yang berbunga merupakan gambaran semua rasa yang dimiliki Kedua baris tersebut menggambarkan bahwa penulis ragu-ragu dan tidak berani mengungkapkan Kedua baris tersebut juga menggambarkan bahwa penulis menyerah untuk tidak menunjukkan Pada bait pertama baris kesatu dan kedua yaitu Tak ada yang lebih tabahDari hujan bulan junib. Pada bait pertama baris ketiga dan empatyaitu Dirahasiakannya rintik rindunyaKepada pohon berbunga ituc. Pada bait ke kedua baris ketiga dan empat yaitu Dihapusnya jejak-jejak kakinyaYang ragu-ragu dijalan itud. pada bait ketiga baris ketiga dan empat yaitu Dibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga pengimajian penglihatan dan pendengar, dalam puisi tersebut pembaca seolah-olah melihat dan mendengar apa yang ada dalam puisi pada bait pertama baris keempat pengimajian penglihatan yaituKepada pohon berbunga ituTerdapat pada bait pertama baris ketiga pengimajian pendengaran yaitu Dirahasiakannya rintik KonkretKata pohon mewakili sesuatu yang dirindukan, kata berbunga mewakili perempuan, kata hujan mewakili pohon terdapat pada bait pertama dan ketiga masing-masing pada baris berbunga terdapat dalam bait pertama baris hujan terdapat pada bait satu, dua tiga dan baris kedua pada masing-masing puisi ini terdapat majas personifikasi pada potongan larik bait kedua baris kedua dan ketiga seolah-olah hujan bulan juni dapat melakukan pekerjaan manusia yaitu menhapus jejak-jejak serta pada potongan bait kedua baris ketiga dan empat memberi gambaran seolah-olah hujan bulan juni memiliki kemampuan berbicara dan menyimpan kedua baris keedua dan ketiga yaitu Dari hujan bulan juniDihapusnya jejak-jejak kakinyaBait ketiga baris kedua dan ketiga yaitu Dari hujan bulan juniDibiarkannya yang tak puisi ini memiliki verifikasi yang bebas. Bait pertama mempunyai irama a-i-a-u, bait kedua memiliki irama a-i-a-u, bait ketiga mempunyai irama i-i-a-u. Bunyi vokal a untuk menggambarkan rasa optimis, bunyi vokal i untuk mengambarkan kesedihan, bunyi vokal u menggambarkan kegalauan. Verifikasi ini membawa pembaca seolah-olah pada suasana sendu namun menyiratkan ketegaran yang didominasi dengan vokal VPENUTUPA. SIMPULANKarya sastra merupakan sarana mengembangkan imajinasi seseorang melalui lingkungannya yang memiliki nilai dan estetis. Berbagai karya sastra dibagi menjadi tiga jenis, prosa, drama, dan puisi, berdasarkan bentuknya. Prosa merupakan karya sastra yang tulisannya bebas dan tidak terikat oleh berbagai aturan. Drama adalah jenis karya sastra berbentuk naskah yang menjelaskan tentang realitas, karakter, dan perilaku hidup manusia, dan kisahnya diceritakan melalui peran dan dialog. Puisi sebagai jenis karya sastra memiliki nilai sastra dan seni yang tinggi karena bahasanya yang luwes dan ekspresif dalam pemilihan kata. Puisi pada hakikatnya adalah sarana untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan bagi penulis. Puisi terdiri dari dua struktur, struktur batin dan struktur fisik. Kedua struktur tersebut saling mengikat satu sama lain untuk membentuk makna yang analisis diatas dapat disimpulkan bahwa puisi Hujan Bulan Juni memiliki Analisis ini menemukan strukur batin yaitu 1 tema, cinta yang tak tersampaikan dan memilih untuk diam, 2 rasa, mengandung perasaan sedih dan sendu akan ketulusan cinta, 3 nada dan suasana, menggunakan nada lirih namun dengan emosi tenang, 4 amanat, tentang sifat ketabahan, kebijaksanaan, kearifan yang harus dimiliki olehsetiap manusia meskipun tidak sesuai dengan yang diinginkan. Juga struktur fisik yaitu 1 tipografi, penyusunan menggunakan rata kiri dengan jumlah 3 bait masing-masing bait terdiri dari 4 baris, 2 pengimajian, menggunanakan imaji visual penglihatan dan imaji pendengar, 3 majas, menggunakan majas personifikasi, 4 verifikasi, menggunakan pola persajakan berbunyi a-i-a-u, a-i-a-u, PUSTAKAAlmubary, Dasri. 2002. Puisi dan Prosa. Pekanbaru. Yayasan Sepadan 2009. Pengantar Apresiasi Puisi Karya Sastra. Bandung. Sinar Baru 2010. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung. Sinar Suwardi. 2008. Metodelogi Penelitian Sastra. Yogyakarta. Media Gorys. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta. Gramedia Pustaka E. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta. Nobel T. S., Warisma, P., Ismayani, M. 2009. Analisis Konflik Tokoh dalam Novel Rindu Karya Tere Liye Berdasarkan Pendekatan Psikologi Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Volume 2 2, S., Suhendra, J. S., San Fauziya, D. 2017. Analisis Unsur Intrinsik dan Nilai Moral dalam Cerpen "Mengapa Orang Gila Membunuh Ustaz?" Karya Faris Alfaisal pada Surat Kabar Republika Edisi 1 April 2018. Porale. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra 2 1.Nurgiyantoro, B. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta. Gadjah Mada Universitas Rachmat Djoko. 2012. Pengkajian Puisi. Yogyakarta. Gadjah Mada University P. N. A., Puspitasari, T., Permana, I. 2019. Analisis Puisi Heri Isnaini "Prangko" dengan Pendekatan Semiotika. Porale. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Volume 2 3, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra. Yogyakarta. Graha 2010. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Cantrik Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta. PT S. 1982. Dasar-Dasar Teori Sastra. Surakarta. Widya Jakob. 1982. Apresiasi Sastra. Jakarta. H. B. 2006. Metodologi Peneltian Kualitatif. Surakarta. Universitas Sebelas Risti. 2014. Puisi, Prosa, dan Pantun Lama. Yogyakarta. H. J. dan Apresiasi Puisi. Surakarta. H. J. 2005. Apresiasi Puisi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka H. J. 2010. Pengkajian dan Apresiasi Puisi. Salatiga. Widya Sari R. 2014. Kajian Sastra Anak. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Namundalam perkembangannya, puisi modern tidak selalu terikat bait, jumlah baris dan sajak dalam penulisannya, sehingga disebut puisi bebas. Begitu juga dengan puisi Hujan di Bulan Juni kali ini yang sengaja saya suguhkan dengan tema fenomena alam sebagai ungkapan hati penulis. HUJAN DI BULAN JUNI Karya: Adi Taufik, S.Pd / Ridho An Nidzar
Sapardi Djoko Damono menandatangani buku-buku yang dibeli penggemar puisinya dalam acara 77 Tahun Sapardi Djoko Damono, Launching 7 Buku dan Nyanyian Puisi. JAKARTA - Sekarang bulan Juni. Saban tahun, Juni menjadi diksi spesial karena puisi legendaris "Hujan Bulan Juni" milik sastrawan Prof Sapardi Djoko almarhum Sapardi tidak hanya memiliki puisi "Hujan Bulan Juni" saja. Banyak puisi mahaguru sastrawan ini yang melegenda. Kami mencoba menyusun lima puisi Sapardi yang abadi. 1. Aku InginAku ingin mencintaimu dengan sederhanadengan kata yang tak sempat diucapkankayu kepada api yang menjadikannya abuAku ingin mencintaimu dengan sederhanadengan isyarat yang tak sempat disampaikanawan kepada hujan yang menjadikannya tiada- 1989 NsyDCb.
  • 5l65ad1osu.pages.dev/199
  • 5l65ad1osu.pages.dev/289
  • 5l65ad1osu.pages.dev/344
  • 5l65ad1osu.pages.dev/349
  • 5l65ad1osu.pages.dev/178
  • 5l65ad1osu.pages.dev/477
  • 5l65ad1osu.pages.dev/392
  • 5l65ad1osu.pages.dev/375
  • instrumen puisi hujan bulan juni